Senin, 12 April 2010

Inventaris Alat dan Bahan di Laboratorium






INVENTARIS ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM IPA

Oleh : Syahfrizal Tarigan, S.Pd

Email : ( Syahfrizaltrg@yahoo.co.id )

(tarigansyahfrizal@gmail.com )


ABSTRAK

Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan asset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Peralatan sangat mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal, penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran. Adapun tujuan penataan alat dan bahan kimia adalah: 1).Memahami cara menata dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium. 2).Memahami cara mengadministrasikan alat dan bahan di Laboratorium. 3).Mengenal dan mengisi perangkat Administrasi. 4).Menerapkan cara menata, menyimpan, dan mengadministrasikan alat dan bahan di Laboratorium. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium adalah aman, mudah diambil, mudah dicari, serta memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan tersebut. Cara menyimpan alat laboratorium dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna /praktikan. Cara menyimpan bahan laboratorium dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan.

PENDAHULUAN

Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996: 86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan

2. Penataan

3. Pengadministrasian

4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.

Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut.

1. Kepala Sekolah

2. Wakil Kepala Sekolah

3. Koordinator Laboratorium

4. Penanggung jawab Laboratorium

5. Laboran.


INVENTARIS ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di Laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan asset pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Peralatan sangat mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan penyalahgunaan, pencurian dan kebakaran.

Adapun tujuan penataan alat dan bahan kimia adalah :

1. memahami cara menata dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium

2. memahami cara mengadministrasikan alat dan bahan di Laboratorium

3. mengenal dan mengisi perangkat Administrasi

4. menerapkan cara menata,menyimpan, dan mengadministrasikan alat dan

5. bahan di Laboratorium

Perlu inventaris yang baik untuk memudahkan pengelolaan, penggunaan , dan pendataan asset Laboratorium.

Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti:

  1. Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
  2. Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
  3. Menjaga kebersihan alat
  4. Menyimpan alat

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:

a. Aman

Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

b. Mudah dicari

Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).

c. Mudah diambil

Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat:

  1. Pengelompokan alat–alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
  2. Pengelompokan alat–alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti: Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
  3. Pengelompokan alat–alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti: logam, kaca, porselen, plastik dan karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

  1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
  2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
  3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass
  4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
  5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
  6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat–alat yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat yangdapat diletakkan di meja demonstrasi adalah: kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi.

Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut:

1. Udara

Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas. Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.

2. Air dan asam – basa

Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan, panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.

3. Suhu

Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.

4. Mekanis

Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.

5. Cahaya

Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya disimpan dalam botol yang berwarna gelap.

6. Api

Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.

CARA MENYIMPAN ALAT LABORATORIUM

Cara menyimpan alat Laboratorium dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna /praktikan.

Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris Laboratorium.

CARA MENYIMPAN BAHAN LABORATORIUM

Cara menyimpan bahan Laboratorium dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti:

  1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
  2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
  3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
  4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
  5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
  6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan

PENATAAN DAN PENYIMPANAN ALAT / BAHAN

Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan alat/bahan. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.


Gambar. Penataan alat dan bahan yang baik dengan yang tidak baik di Laboratorium


1. Keadaan Alat dan Bahan Berdasarkan Kondisi :

a. Alat .

Alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.

b. Bahan/Zat .

· Bahan dapat dikelompokkan pada jenis bahan ( fasa/wujud zat, sifat asam basa dari zat), seberapa bahaya bahan tersebut, dan seberapa sering bahan tersebut digunakan.

· Dasar dari Penyimpanan Alat yaitu : Jenis Alat Misalnya Gelas Kimia, Corong, Cawan Petri, Lumpang dan Alu Jenis Bahan Pembuat Misalnya Kaca, Porselin, Logam dan Kayu Percobaan Misalnya Laju Reaksi, Kesetimbangan, Anatomi, Ekologi Seberapa sering alat digunakan Yang sering digunakan : Gelas kimia Yang jarang digunakan : lumpang & Alu Dasar Penyimpanan Bahan Wujud Bahan : Padat dan Cair Sifat Bahan : Asam dan Basa Sifat Bahaya : Korosif, Racun, Mudah Terbakar dll Seberapa sering digunakan.


2. Sistem dalam penyimpanan alat dan bahan dapat didasarkan beberapa sistem yng dapat dijadikan pedoman :

a. Sistem I yaitu berdasarkan pada :

· Alat dan bahan praktek yang sering digunakan.

· Alat dan bahan praktek yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium

· Alat dan bahan praktek yang harganya mahal

b. Sistem II yaitu berdasarkan pada :

· Jenis Alat

· Kelompok Percobaan

· Kelompok Bahan Pembuat Alat

c. Sistem Penyimpanan Bahan Didasarkan pada :

· Bahan yang sering dipakai

· Bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium

· Bahan yang berbahaya / racun

· Jumlah bahan yang disimpan


3. Langkah - Langkah Penyimpanan Alat dan Bahan

a. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan

b. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada

c. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di atas

d. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium, keadaan alat dan bahan diatas.

e. Hal - Hal yang Perlu Diperhatikan dalam menyimpan Alat :

· Bahan Dasar pembuatan alat

· Bobot alat

· Kepekaan alat terhadap lingkungan

· Pengaruh alat yang lain

· Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set

f. Hal - Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyimpan Bahan

· Wujud Zat : Padat Disimpan terpisah dari cair

· Konsentrasi Zat : Konsentrasi yang pekat disimpat terpisah dan khusus , misalnya HCL pekat

· Bahaya dari zat : Zat yang berbahaya tidak disimpan diatas ( lebih tinggi dari badan)

· Label : Semua wadah yang berisi bahan / zat kimia harus diberi label

· Kepekaan Zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol cokelat

· Kemudahan Menguap : zat yang mudah menguap disimpan ditempat yang dingin dan sejuk serta hindarkan dari cahaya langsung

· Larutan Indikator disimpan dalan botol tetes (botol kecil yang dilengkapi dengan pipet tetes pada sumbatnya.)


4. Pemeriksaan Alat dan Bahan

a. Bersihkan botol bahan / zat

b. Periksa labelnya dan jika sudah agak rusak segera ganti dengan yang baru

c. Bersihkan alat dan periksa apakah alat ini masih berfungsi/tidak, untuk alat gelas apakah ada/tidak yang retak.

d. Jika ada yang tidak berfungsi atau retak, pisahkan.


PENGADMINISTRASIAN ALAT DAN BAHAN

Berguna untuk memudahkan pengecekan, pengadaan, dan pertanggungjawaban. Meliputi pengadministrasian alat dan Laboratorium yang perlu dicatat dalam pengadministrasian alat/bahan adalah nama, jumlah, ukuran, merek dan tempat penyimpanan, nomor kode / katalognya.


1. Perangkat Pengadministrasian Alat dan Bahan

a. Buku inventaris

b. Kartu Stock

c. Bendelan Format permintaan / peminjaman

d. Kartu / buku daftar alat / bahan yang rusak

e. Kartu Reparasi


2. Perangkat Pengadministrasian Laboratorium

a. Program kerja Laboratorium

b. Jadwal kegiatan Laboratorium

c. Daftar alat/bahan sesuai lembar kerja siswa (LKS)

d. Buku catatan harian kegiatan Laboratorium

e. Daftar usulan pengadaan alat/bahan laboratorium


3. Perolehan Alat / Bahan :
Pengadaan alat / bahan dengan cara dibeli sendiri/ instansi atau kiriman atau droping dari pemerintah, Pemanfaatan alat / bahan bekas misalnya untuk elektrode karbon atau seng dapat diambil dari bekas batu baterai atau mendaur ulang bahan bekas.
Penghematan Pemakaian alat/Bahan :
Penghematan alat/bahan misalnya dengan : Menggunakan sedikit mungkin zat, misalnya percobaan viskositas untuk volume yang sekecil mungkin (1 L jangan 5 L)
Penggunaan alat/bahan sesuai keperluan, Contoh: menggunakan 2 alat ukur listrik (jangan lebih dari 2)

PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA


1. Organisasi Pengelolaan.

a. Membuat organigram Pengelolaan Laboratorium.

b. Penyusun Petugas Laboratorium.

c. Menyediakan format yang diperlukan.

2. Program dan Jadwal Penggunaan.

a. Menyusun jadwal pelaksanaan praktek.

b. Menyusun. program Semester / Tahunan.

c. Mengadakan jadwal pertemuan penggunaan Laboratorium.

3. Aturan Tata Tertib.

a. Tata Tertib Siswa di laboratorium.

b. Tata Tertib menggunakan alat-alat laboratorium.

c. Tata Tertib meminjam / mempergunakan alat-alat laboratorium.

4. Inventarisasi Alat-alat.

a. Menginventarisasi alat-alat IPA.

b. Mengklarifikasi alat-alat yang laik pakai.

c. Mengadakan alai / bahan IPA yang diperlukan.

d. Menyusun laporan.

KESIMPULAN

1. Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium agar tertata dengan baik sebelum melakukan penatan yang harus diketahui adalah :

a. Mengenali alat dan fungsinya

b. Mengenali sifat bahan

c. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian

d. Keperangkatan

e. Nilai/harga alat

f. Kualitas alat tersebut dan kelangkaannya

g. Bahan dasar penyusun alat

h. Bentuk dan ukuran alat

i. Bobot/berat alat

2. Dalam menata alat / bahan di laboratorium berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan.

3. Tujuan penataan alat dan bahan kimia adalah:

a. Memahami cara menata dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium

b. Memahami cara mengadministrasikan alat dan bahan di Laboratorium

c. Mengenal dan mengisi perangkat Administrasi

d. Menerapkan cara menata,menyimpan, dan mengadministrasikan alat dan bahan di Laboratorium

DAFTAR PUSTAKA

Susanti, E., 1999, Teknis penyimpanan Bahan Kimia dan Pembuangan Limbahnya, Media Komunikasi kimia, no.1 tahun 3, Kimia FPMIPA Ikip Malang Malang Hal 36 -53

Dahar, R.W dan Aa Sumarna, 1986, Pengelolaan pengajaran Kimia, karunika, jakarta

Imamkhasani, S., 2003, Material Safety Data Sheet (MSDS) : lembar Data Keselamatan Bahan,Vol IV, Pusat penelitian Kimia, LIPI

HALL, STEPHAN K, 1994, Chemical Safety in the Laboratory, Lewia Publisher,

Florida

ZULMIAR YANRI, 2005, ”HimpunanPeraturan Perundangan Keselamatan Kerja”,

Loshneti, Jakarta,

http ://kimia.fmipa.unair.ac.id/kuliah/main_labs/handout/3.pdf

Pengelompokan bahan kimia

1

DDaabgeuieuu

Senyawa Organik

Asam-asam organic, anhidrida

· Alcohol, glikol

· Aldehida, ester

· Amina, amida, imina, imida

· Epoksi, isosianat

· Hidrokarbon aromatic/alifatik

· Organosulfida

Senyawa Anorganik

· Asam-asam mineral (selain asam nitrat)

· Arsenat, sianida

· Borat, kromat, permanganat

· Fosfor, belerang

· Karbonat, silikat

· Klorat, perklorat

· Halida, halogen

· Sulfat, tiosulfat

B. Konsep Penyimpanan Bahan Kimia

Aman :

• Terhadap bahaya kebakaran

• Untuk kesehatan semua orang

Teratur :

• Mudah ditelusuri

• Mudah diperoleh

C. Sarana Penyimpanan Bahan Kimia

Ruangan :

• Ventilasi, ruang gerak, penerangan, exhouse

Tempat penyimpan :

• Lemari dan rak : kayu, besi, kaca

Administrasi :

• Daftar bahan, label, petunjuk penyimpanan

DAFTAR

Alat BDdaantu :

• Troley, tangga dsb.

D. Aturan Penyimpanan Bahan

Susunlah bahan atas dasar keamanan (tidak saling bereaksi satu dengan lainnya). Bahan kimia organic dipisahkan dari anorganik Urutan abjad dibolehkan bagi bahan-bahan yang aman. Bahan kimia cair diletakkan di bagian bawah dari bahan kimia padat.

Jangan simpan jumlah berlebihan di laboratorium. Periksa inventaris dan cek tanggal penerimaan, jumlah, tempat, jangan asal pesan lagi. Tanggali botol saat dibuka, untuk peroksida. Simpan reagen pada rak/lemari. Botol besar di bagian bawah. Tidak satupun bahan kimia (reagen/waste) disimpan di lantai. Bahan kimia yang perlu disimpan di kulkas harus dilabeli dan disegel untuk menjaga penguapan. Refrigerator harus khusus untuk bahan kimia jangan sampai di kulkas jika tidak perlu.

Tutup botol bahan kimia mudah menguap (segel dengan parfait). Periksa area penyimpanan secara periodic untuk melihat adanya kerusakan botol/tutup. Ganti label yang rusak.

Petunjuk Penyimpanan Yang Benar

- Ruangan harus memiliki ventilasi yang cukup

- Ruangan bebas puntung rokok dan sisa korek api

- Letak botol dalam jangkuan tangan tanpa harus memanjat kursi

- Untuk bahan kimia cair, gunakan wadah pengaman ganda yang tahan pecah

Langkah-langkah Yang Harus Dilakukan

- Menyusun daftar nama bahan kimia

- Memeriksa kemasan dan label bahan kimia

- Mengelompokan jumlah dan jenis bahan

- Mengatur penyimpanan pada tempat yang tersedia

- Memeriksa keamanan penyimpanan bahan secara berkala

Bahan Kimia Spesifik

- Pisahkan corrosive, solvet, oksidator, material reaktif dengan air/udara

- Pisahkan asam dan basa. Simpan NH4OH di cabinet terpisah, lebih baik ventilasi bagus.

- Simpan oksidator, terpisah dari bahan mudah teroksidasi

- Simpan bahan beracun di container berlabel kedua dengan suatu gambaran isi.

Penyimpanan Pelarut

Pelarut digolongkan berdasarkan mudah menguap (flash point) dari titik didih

IA : Fp <>

IB : Fp <>

IC : 23°C, <>

II : 37,8 <>

IIIA : 60°C <>

IIIB : 93°C

Simpan cairan mudah terbakar dan menguap di cabinet yang sesuai. Jangan sampai overlood, 3 kabinet ≥ jangan diletakkan dalam ruang dengan area api tunggal.

Penyimpanan di Kulkas

1. Jangan simpan makanan di kulkas bahan dan sebaliknya

2. Label berisi nama bahan, pemilik, tanggal penyimpanan dengan spidol permanent

3. Tutup dengan, Teflon/polietik jangan dengan Al foil

4. Jangan sampai toksik >>/ eksplosif di kulkas

5. Jangan sampai organic di ruang dingin karena kurang ventilasi

6. Dfrost dan cusi setiap <>

Penyimpanan dan penanganan gas tekanan tinggi

1. Cek label

2. Untuk pindahkan silinder beri ikat/sabuk. Jangan diangkat, glundung, sliding/dragging

3. Tempat menyimpan gas yang beda harus berjauhan

4. Jauh dari panas (125°F)

5. Pisahkan isi/kosong

PENUTUP

Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan kimia yang berbeda-beda, sehingga memerlukan teknik penyimpanan bahan kimia yang benar sesuai dengan peraturan. Dan dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai untuk menghindari kerugian-kerugian seperti terjadinya reaksi-reaksi antar bahan kima dan kebocoran yang dapat menyebabkan ledakan, nyala api dan keracunan, sehingga menimbulkan suasansa laboratorium yang tidak aman.

Penyimpanan yang baik diperlukan untuk meminimalisir resiko kecelakaan yang diakibatkan oleh pencampuran bahan-bahan yang memiliki ketidakcocokan satu sama lain. Jangan pernah menyimpan dan memilah bahan kimia berdasarkan abjad kecuali telah terlebih dahulu dipisahkan berdasarkan kelas bahayanya.

DAFTAR PUSTAKA

- Susanti, E., 1999, Teknis Penyimpanan Bahan Kimia dan Pembuangan Limbahnya, Media Komunikasi Kimia, No. 1, tahun 3, Kimia FPMIPA IKIP Malang, Malang, hal. 36-53

- Dahar, R.W. dan Aa Sumarna, 1986, Pengelolaan Pengajaran Kimia, Karunika, Jakarta.

- Imamkhasani, S., 2003, Material Safety Data Sheet (MSDS): Lembar Data Keselamatan Bahan, vol IV, Pusat Penelitian Kimia, LIPI.

- http://kimia.fmipa.unair.ac.id/kuliah/main_labs/handout/3.pdf -